Senin, 04 Desember 2017

Nonton Persebaya Bareng Keluarga di Stadion GBT

Ini peluang awal guna aku dan Kayla nonton pertandingan sepak bola dengan cara segera bersama saya Kayla, laki mbak Hana dan om Inud. hari Selasa, 24 Juli yg lalu kompetisi celah Persebaya vs tim sepak bola Premier League Inggris Queen Park Ranger (QPR) di Gelora Bung Tomo Surabaya.
sewajarnya program nonton ini tak terencana, karena ketika itu tiba-tiba Om Inud minta ditemani nonton rame-rame agar seru.

mulai perjalanan menuju ke stadion aja telah terlihat beriringan pendukung Persebaya yg ternama bersama boneknya. Sebelum bertolak sudah berdoa masih mudah-mudahan nggak terjadi hal-hal yg nggak baik, mudah-mudahan nggak berjalan kekalutan dan anarkhi.
Perjalanan tidak tersendat walaupun antara parkir yang kita dapat menuju ke geloranya lumayan jauh mesti jalan kaki, melintasi “jalan yg nggak natural atau jalan pintas di sekitar tambak-tambak yg temaram memasang pengalaman solo yg tak akan terlupakan.

Kayla tengah tampak surprise, ya karena memang baru awal kalinya nonton bola secara serentak mampu menonton tindakan laga pemain papan atas Eropa seperti Park Ji Sung, Anton Ferdinand, Shaun Wright-Phillips. bermula Persebaya tambah muncul Fernando Soler, Erol Iba, Andik Vermansyah dan Nurfastabiqul Khoirot. tidak ketinggalan tengah Diego Michels dan Patrich Wanggai, walau keduanya unjuk muka kepada akhir tahap kedua.

waktu para bintang lapangan hijau itu muncul di arena lapang terdengar jerit histeris seluruh penonton.

terkecuali tindakan sebanyak bintang, yang menarik perhatian awak tentu pementasan berasal suporter yang luar reguler gelumat dan menghibur. stadion terus dipenuhi bersama kostum beragam hijau. saya masih tidak cabar menggunakan pakaian warna senada meski bukan kostum pendukung jadwal persebaya.

diwaktu itu berulang dibentangkan jersey raksasa berdosis 30 x 18 meter di tribun utara stadion yg bakal kabar sih baru perdana kali diboyong supporter terhadap memberi dukungan tim pujaannya. Di tribun selatan terus kelihatan terulur pataka supporter Persebaya se besar 40 x 30 meter. tak ketinggalan di tribun sebelah timur terlihat terentang tunggu merah putih raksasa berformat 60 x 20 meter.

Namun ada dua aspek yg kurang enak terjadi adalah sering dinyalakannya petasan dan lampu mati beberapa kali, yakni ketika ana tengah belum masuk pejabat lampu nampak mati kepada beberapa disaat setelah itu saat sekitar pemain lakukan pemanasan dan yang mencacatkan diwaktu di tengah-tengah kejuaraan lampu mati buat ketika yg agak lama.... haaahh...apa-apaan ini, lampu mati saat kejuaraan mudah-mudahan nggak terulang kembali aja.

kontes berakhir bersama dimenangkan tim QPR 2-1. walau berjalan beberapa insiden di atas, overall kompetisi terjadi baik, aman dan menghibur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar